Aku meratapi hari ini dengan penuh iba. Aku terus mengiris hati ini, padahal aku hanya ingin dia tak tersakiti. Namun, apa daya ternyata semua itu malah menjadi bumerang.
Memang, ini menyakitkan. Tapi aku mencoba menikmati rasa sakit itu, meskipun tak terlihat dari tubuhku yang tampak kuat di mata orang lain.
Lucunya, aku malah menertawakan diriku sendiri yang dulu bilang kepadanya, “move on itu gampang.” Ternyata, tidak segampang itu.
Mungkin ini semua karena aku merasakan cinta pertama kali?
Dan hatiku menjawab, “Sekarang kamu merasakan apa yang orang rasakan, ya? Wajar sekali kamu dulu meremehkannya. HAHA.”
Dari situ aku semakin sadar bahwa mencintai dan melepaskan bukan sekadar soal keberanian, tapi seperti merelakan rumahmu dihancurkan sampai tak tersisa bangunan satu pun.
Aku pun sadar, mungkin aku tersesat di tengah hutan sampai aku tak tahu jalan pulang, dan aku tahu ketika aku pulang rumah ku sudah menjadi lapangan yang luas.
Dari aku, untuk hari ini terima kasih telah mengajariku banyak hal.